Uncategorized

5 Hal yang Merenggangkan Hubungan Orangtua dan Anak

5 Hal yang Merenggangkan Hubungan Orangtua dan Anak 5 Hal yang Merenggangkan Hubungan Orangtua dan Anak

WWWOPERAQQLANGUE Setiap orangtua berharap bisa membangun hubungan emosional yang erat dengan sang anak. Namun, yang namanya hubungan sosial pasti mengalami konflik yang bisa memicu keretakan. Hubungan yang terikat darah tidak menjadi pengecualian, hubungan antara orangtua dan anak tetap tidak terbebas dari prahara.

Meski terlihat sepele, namun ini berdampak fatal sehingga hubungan menjadi semakin renggang. Untuk menghindari hal ini, yuk simak deretan hal yang dapat memicu renggangnya hubungan orangtua dan anak.

1. Melampiaskan emosi pada anak

Tak dapat semua masalah menumpuk, mood menjadi tidak karuan dan kita kesulitan untuk mengendalikannya.

2. Tidak menunjukkan empati pada anak

Saat semua masalah menumpuk, mood menjadi tidak karuan dan kita kesulitan untuk mengendalikannya. Saat anak berbicara, mereka menginginkan perhatian penuh. Jika orangtua tidak mendengarkan dengan antusias, mereka cenderung menarik diri dan memilih memendam emosinya sendirian. Karenanya, hentikan semua aktivitas ketika bersama anak, pasang mata dan telinga saat mereka berbicara, dan buat perbincangannya menjadi seru.

3. Terlalu ikut campur pada permasalahan anak

TaBit.ly/operaqq-sitek hanya orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami masalah berat. Sebagai orangtua, tentunya wajar jika kita merasa khawatir. Karena ingin mengetahui apa yang mereka alami, kita mendorong mereka untuk bercerita. Alih-alih mencurahkan perasaannya, mereka justru akan menghindari kita.

Saat mereka bercerita, hindari memberikan judgement yang menyudutkan. Sebagai gantinya, berikan validasi dan dukungan agar mereka bisa kuat menghadapi masalahnya.

4. Menganggap remeh perasaan anak

Anak juga bisa merasakan spektrum emosi seperti bahagia, marah, dan kecewa. Namun semua yang mereka rasakan bersifat nyata. Alih-alih menggoda atau mengolok-olok, sebaiknya kita dengarkan dan coba memahami apa yang mereka rasakan. Bantu mereka menemukan solusi agar bisa mengatasi masalahnya dengan baik.

5. Tidak dapat dipercaya

Jika anak bersikap terbuka akan kehidupan pribadinya, itu berarti mereka telah memercayai orangtua sepenuhnya. Seperti halnya pertemanan, orangtua harus menjaga kepercayaan anak dengan tidak membeberkan ceritanya ke orang lain, termasuk ke anggota keluarga.

Membocorkan rahasia anak bisa membuat mereka malu, bahkan kecewa. Bayangkan jika teman yang kamu percaya membongkar ceritamu ke orang lain, apa yang akan kamu rasakan? Mungkin kamu akan menjaga jarak dan enggan bercerita dengannya lagi. Hal yang sama bisa terjadi pula pada anak.

Sebagai orangtua, kita perlu berhati-hati dan lebih mindful saat berinteraksi dengan anak. Buat mereka nyaman saat berbicara dengan kita. Dengan begitu, hubungan kita dengan mereka pun menjadi lebih akrab dan erat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *