Uncategorized

2 Trik Investasi Selama Pandemi yang Wajib Diterapkan

2 Trik Investasi Selama Pandemi yang Wajib Diterapkan

6 Trik Investasi Selama Pandemi yang Wajib Diterapkan

Virus Covid-19 telah mengguncangkan perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Buktinya bisa dilihat dari investasi yang selalu mengalami pasang surut dalam beberapa bulan terakhir. ADVERTISEMENTKondisi ini secara tidak langsung mempengaruhi minat investasi investor karena ketidakstabilan ekonomi cenderung mendatangkan kerugian.Baca Juga: Namun, tidak menutup kemungkinan untuk untung asal investor tahu tips mengelola investasi. Tertarik berinvestasi? Jika ya, berikut 6 tips investasi selama pandemi yang wajib diterapkan guna meminimalisir kerugian versi Cermati.com:

1. Beralih ke sektor obligasi

Obligasi dipercaya menjadi salah satu produk investasi yang paling cuan besar selama pandemi berlangsung. Ivan Jaya, Executive Vice President, Health of Wealth Management & Digital Business Commonwealth, mengatakan bahwa obligasi menjadi primadona. Hal ini tidak lepas dari level risiko yang bisa dimaklumi.Apalagi setelah Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate menjadi 4,25%. Itu artinya obligasi akan mengalami penurunan suku bunga yang membuatnya semakin diminati oleh debitur besar. Sedangkan untuk pendanaannya sendiri akan dilempar ke masyarakat. Tentunya dengan suku bunga yang cukup menggiurkan mulai dari 4% sampai 7,86%. Bukan diakhir, bunga obligasi biasanya diberikan di awal dalam bentuk kupon.

2. Reksa dana saham juga tak kalah menarik

Jika dibandingkan dengan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, dan campuran, reksa dana saham menjadi satu yang paling berisiko. Namun, kenapa reksa dana ini disarankan di masa pandemi sekarang? Tentu karena tingkat keuntungannya lebih besar.Ivan Jaya menyarankan agar para investor khususnya di sektor ritel untuk fokus membeli reksa dana saham. Sebab, pasar modal di Indonesia mulai bergairah kembali seperti dulu. Ini adalah kesempatan yang pas untuk membeli karena waktu yang dibutuhkan agar harga sahamnya kembali normal tidak lama lagi.Sedangkan untuk racikan investasinya, Ivan menyarankan untuk menginvestasikan 25% dari total alokasi investasi untuk reksa dana saham. Untuk meminimalisir kerugian, koleksilah saham-saham yang memiliki kapitalisasi besar karena. Sebab, saham seperti ini potensi bangkrutnya rendah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *