BERITA UNIK

Asal Mula Popcorn Jadi Camilan Penonton Bioskop

Asal Mula Popcorn Jadi Camilan Wajib Penonton Bioskop.

OperaQQ Film Avengers: Endgame telah bisa dinikmati di bioskop-bioskop terdekat. Tak lengkap rasanya jika menonton film favorit tanpa ditemani camilan popcorn. Tanpa disadari, popcorn jadi camilan wajib saat menonton di bioskop.

Tengok saja sejumlah bioskop di Indonesia. Popcorn tak pernah absen dari daftar menu yang disediakan. Padahal, menilik sejarahnya, popcorn malah jauh dari kebiasaan menonton bioskop.

Dahulu kala, tak ada penonton yang menyantap popcorn atau makanan ringan lainnya saat menonton film di bioskop. Pada masa itu, tontonan masih berformat film bisu. Kehadirannya dinilai pihak bioskop mengganggu jalannya pemutaran film.

Dibaca Juga : Cara Bermain Bandar66

“Mereka punya karpet dan permadani yang cantik. Mereka tidak ingin ada popcornmengotorinya,” kata Smith dikutip dari Smithsonian Magazine.

Asal mula siapa yang menemunkan mesin pembuat popcorn.

Popcorn sendiri mulai populer pada pertengahan 1800-an. Penjual camilan berbahan dasar jagung pinggir jalan mulai berjamur saat mesin pembuatnya ditemukan pada 1885 silam oleh Charles Cretor. Gerobak penjaja popcorn umumnya muncul di gelaran olahraga luar ruangan, sirkus, maupun pameran.

Asal Mula Popcorn Jadi Camilan Penonton Bioskop

Jagung beledug begitu populer lantaran produksinya yang tak memerlukan area luas. Saat itu, kepopuleran camilan itu bahkan pernah menyaingi keripik kentang yang juga disukai. Lewat aromanya yang khas saat matang dan mengembang, penjaja popcornmembuat calon pembeli kepincut.

Pada 1927, film mulai hadir dengan format audio visual. Bioskop memperluas target audien yang mulanya hanya terbatas pada kaum menengah ke atas. Tak ayal, peminat bioskop pun kian melonjak pada 1930 silam.

Dibaca Juga : Fakta Menarik Tentang Berciuman

Penerimaan bioskop akan kehadiran popcorn terjadi pada masa ‘great depression‘. Masa ini menandai penurunan tingkat ekonomi di seluruh dunia yang dimulai pada 1929. Depresi menggerus perekonomian negara industri maupun berkembang.

Pada masa tersebut, banyak orang kesulitan mencari hiburan murah untuk mengalihkan perhatian mereka dari masa sulit. Para penjual popcorn memanfaatkan situasi dengan berjualan di depan bioskop dengan harga murah.

Lama-kelamaan, bioskop melihat penjualan makanan bisa turut menopang kebutuhan operasional mereka. “Namun itu dimulai dengan menyediakan popcorn dan makanan ringan lain [untuk bertahan],” kata Smith.

Pada 1945, popcorn dan film seakan tak bisa dipisahkan. Nyaris setengah produksi popcorn di Amerika Serikat dikonsumsi di bioskop.

Namun, kebersamaan popcorn dan bioskop tak selalu berjalan mulus. Popularitasnya sempat menurun lantaran kemajuan teknologi. Kemunculan televisi pada era 1960-an membuat semakin sedikit orang yang bertandang ke bioskop.

Sumber Berita : Opera99

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *