COVID-19 Beda Gejala Ringan, Sedang, Dan Berat
BERITA KESEHATAN BERITA UNIK BERITA VIRAL

COVID-19 Beda Gejala Ringan, Sedang, Dan Berat

OperaQQLounge, COVID-19 Beda kasus positif virus corona SARS-CoV-2 di Indonesia kerap menyertakan jenis kelamin, usia, dan tingkat keparahan gejala penyakit. Informasi mengenai gejala dibagi lagi ke dalam tiga kategori, yakni gejala ringan, sedang, dan berat.

Sebenarnya, pada tahap pandemi COVID-19, belum ada definisi standar tentang gejala yang ditunjukkan oleh pasien.

Meskipun begitu, ada beberapa definisi awal yang paling mendekati dalam memahami pengertian gejala pada masing-masing tingkatan, sebagaimana dikutip POKER ONLINE,

Terinfeksi Virus Corona COVID-19 Beda Gejala Ringan, Sedang, Dan Berat

Gejala Ringan

Dalam 80 persen kasus, COVID-19 menyebabkan penyakit ringan hingga sedang. Data tersebut berasal dari laporan gabungan World Health Organization (WHO) dan lebih dari 25 ahli penyakit menular dari China pada akhir bulan lalu.

Pada konferensi pers pada 9 Maret, Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis dari Program Keadaan Darurat Kesehatan WHO, mendefinisikan gejala ringan sebagai:

“Infeksi ringan ini dimulai secara normal dengan demam, meskipun mungkin perlu beberapa hari untuk demam. Anda akan mengalami beberapa gejala pernapasan. Anda menderita sakit dan nyeri. Anda akan mengalami batuk kering. Inilah yang dialami kebanyakan orang.” “Tidak akan membuat Anda merasa perlu ke rumah sakit.”

Kasus COVID-19 dengan gejala ringan memang tidak berbahaya. Tetapi dalam beberapa kasus, terutama pada orang tua dan mereka dengan penyakit penyerta, kasus ringan dapat berkembang menjadi kasus sedang yang memerlukan beberapa perawatan suportif.

Pasien dalam kategori ini akan mendapat cairan untuk dehidrasi, biasanya di ruang gawat darurat atau pusat perawatan darurat, apalagi jika rumah sakit kewalahan oleh kasus yang lebih akut.

Di Baca Juga : Mantan Idol Ungkap Sisi Kelam Industri Kpop Jadi Budak dan Operasi Plastik

Gejala Sedang

Gejala sakit sedang pada pengidap COVID-19 termasuk batuk, demam di atas 38 derajat Celsius, menggigil, dan ada perasaan tidak ingin atau tidak bisa bangun dari tempat tidur. Beberapa pasien juga mengalami sesak napas, meskipun dapat terjadi dalam beberapa bentuk.

“Sesak napas adalah spektrum yang luas dan apakah kami menganggap pengobatan akan didasarkan pada seberapa pendek napas mereka, usia mereka, dan kondisi kesehatan lainnya,”

Masing-masing orang sebenarnya dapat membedakan penyebab-penyebab sesak napas sedini mungkin, apakah karena suatu penyakit atau lainnya.

“Apakah sesak napas setelah menaiki tangga atau ketika tidak ada aktivitas, misalnya, ketika kamu hanya duduk di kursi?”

Tetapi, apa pun yang melatarbelakangi kesulitan bernapas ini tetaplah kondisi medis serius, kendati tak dipicu virus corona. Sesak napas menandai kurangnya kadar oksigen dalam darah.

Sementara darah membawa oksigen ke organ dan jaringan, dan defisit oksigen dapat menyebabkan kegagalan organ bahkan kematian.

Adapun untuk pasien COVID-19 dengan gejala sedang, mereka tidak akan menjalani rawat inap kecuali muncul kesulitan menghela napas atau dehidrasi. Tanda-tanda dehidrasi dapat berupa meningkatnya rasa haus, mulut kering, penurunan cairan urine, urine berwarna kuning, kulit kering, dan sakit kepala.

Tetapi, bukan tidak mungkin ke depannya akan ada pengembangan lain dalam klasifikasi “ringan hingga sedang”.

“Beberapa orang akan mengembangkan pneumonia ringan,”

Walaupun pneumonia sering kali dapat pulih dengan sendirinya, terutama pada orang yang lebih muda, namun lain hal dengan orang yang lebih tua dan pada orang-orang dengan gangguan kesehatan sebelumnya.

Pneumonia bisa berubah mengancam nyawa, atau setidaknya memerlukan perawatan intensif, terutama jika sistem kekebalan tubuh pasien lemah.

Dalam kasus seperti itu, jika pasien tidak mendapat ventilator atau alat bantu pernapasan, fungsi organ tubuhnya dapat terganggu, bahkan berisiko mati. Orang dengan pneumonia juga bisa mendapatkan infeksi bakteri sekunder yang mematikan.

Terlepas dari semuanya, WHO mengklasifikasikan gejala “ringan hingga sedang” akan berlangsung sekitar dua minggu dari tanda-tanda pertama gejala hingga sembuh.

COVID-19 Beda Gejala Berat

Disebut juga gejala serius, parah, atau ekstrem. Menurut laporan gabungan WHO-China, sekitar 1 dari 5 pasien COVID-19 menunjukkan infeksi semakin memburuk. Sekitar 14 persen kasus berkembang menjadi penyakit parah dengan pasien membutuhkan oksigen tambahan.

Sedangkan 6 persen kasus menjadi kritis dan mungkin mengalami syok septic atau penurunan tekanan darah yang signifikan dan dapat memicu stroke, gagal jantung atau gagal pernapasan, kegagalan organ lain, hingga kematian.

Pada beberapa pasien, gejala penyakit dapat berkembang ke tingkat lebih parah hanya dalam beberapa jam atau beberapa hari saja. Pada tahapan ini, virus mulai memasuki sel paru-paru dan mulai mereplikasi dan membunuh sel-sel sehat.

“Ingatlah bahwa ringan, sedang, dan berat adalah istilah tidak tepat yang kita miliki saat ini,”

Sumber Berita : Opera QQ

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *