BERITA UNIK

Mengenang Tragedi Tenggelamnya Kapal Sewol Korea Selatan, 16 April 7 Tahun Lalu

Operaqq Lounge – Mengenang Melakukan liburan memang menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi setiap orang. Dengan mengambil waktu untuk berlibur bisa merasakan suasana baru yang lebih segar dari biasanya. Sehingga rasa penat dari aktivitas keseharian dapat sedikit terobati dengan melakukan perjalanan liburan bersama.

Bukan hanya di lakukan bersama keluarga, perjalanan liburan ini biasanya juga menjadi agenda rutin sekolah untuk memberangkatkan satu angkatan murid dalam kegiatan study tour. Selain untuk memberikan suasana baru yang menyenangkan bagi para murid, kegiatan ini juga di maksudkan agar murid bisa belajar dari lingkungan sekitar. Sehingga fungsi edukasi dan rekreasi bisa di dapatkan secara bersamaan.

Meskipun begitu, dalam perjalanan liburan ini tidak luput dari berbagai peristiwa yang mengancam keselamatan. Terdapat banyak kasus rombongan wisata yang mengalami kecelakaan transportasi saat melakukan kegiatan liburan. Kasus ini juga terjadi pada peristiwa 16 April 2014 lalu, di mana Kapal Sewol yang mengangkut mayoritas murid Danwon High School, Ansan, Korea Selatan mengalami kecelakaan sehingga menyebabkan kapal karam.

Ini menjadi salah satu tragedi mengerikan yang di ingat oleh masyarakat korea. Bukan tanpa alasan, peristiwa yang di nilai atas kelalaian kapten kapal ini telah merenggut nyawa 304 penumpang dan awak. Berikut kami merangkum sejarah peristiwa 16 April 2014 atas tragedy tenggelamnya Kapal Sewol Korea Selatan yang perlu di ketahui.

Mengenang Tragedi Tenggelamnya Kapal Sewol

Mengenang Kronologi Tenggelamnya Kapal Sewol

Peristiwa 16 April 2014, tenggelamnya Kapal Sewol bermula ketika Kapal Feri ini berlayar dari Incheon menuju Pulau Jeju, Korea Selatan. Mengenang Pada saat itu, Kapal Sewol mengangkut 476 orang, yang mayoritas adalah murid Danwon High School Kota Ansan yang melakukan perjalanan darma wisata.

Pukul 08.40 pagi, para penumpang tengah menikmati sarapan yang di sajikan di kafetaria. Pada saat yang bersamaan, kapal melalui memasuki Selat Maenggol yang terkenal memiliki arus bawah laut yang kuat. Tak lama saat memasuki anjungan, kapal di kendalikan oleh third mate yang belum berpengalaman dan harus menghadapi perairan paling menantang. Kemudian tiba-tiba kapal berbelok tajam, miring, lalu terbalik. Beberapa saat akhirnya kapal karam di di lepas pantai Pulai Jindo.

Saat kejadian tersebut, tak ada panggilan darurat yang di lakukan oleh awak kapal. Namun terdapat satu murid yang melakukan panggilan pada stasiun pemadam kebakaran setempat untuk meminta pertolongan. Butuh beberapa saat untuk mengidentifikasi bahwa kapal tersebut adalah Kapal Sewol. Setelah itu, beberapa kala dan helikopter penyelamat bergegas mendatangi lokasi untuk melakukan penyelamatan.

Bukan hanya itu, puluhan tentara dan ratusan penyelam di kerahkan untuk mencari penumpang dan awak kapal yang menjadi korban. Proses penyelamatan ini juga mendapat bantuan dari kapal perang Amerika Serikat, USS Bonhomme Richard yang sedang berpatroli di kawasan tersebut. Dari hasil penyelamatan, sebanyak 304 penumpang dan awak kapal di temukan dalam keadaan tak bernyawa, dan hanya 172 orang yang berhasil selamat.

Mengenang Kapten Kapal Di caci

Pada peristiwa 16 April 2014 yang melibatkan tragedi kecelakaan Kapal Sewol tersebut, kapten kapal. Lee Joon-Seok menjadi sasaran hujatan dari masyarakat Korea Selatan. Pria yang berumur 69 tahun tersebut di anggap pihak yang bertanggung jawab atas kelambatan evakuasi saat peristiwa tersebut terjadi.

Proses evakuasi baru di lakukan setengah jam sejak alarm darurat di bunyikan. Saat itu, kapten kapal terbukti tertangkap kamera mengenakan jaket pelampung saat di selamatkan dari dek atas Sewol. Ia bahkan sengaja meninggalkan kapal yang terbaring dan mengabaikan kepanikan para penumpangnya.

Saat di tanya mengenai evakuasi yang lambat, Lee berdalih, bahwa ia khawatir para penumpang akan hanyut jika mereka meninggalkan kapal tanpa kondisi yang tepat. Namun bukti terakhir justru menunjukkan bahwa sebagian penumpang yang selamat adalah mereka yang memilih terjun ke laut. Sementara penumpang yang mematuhi perintah kapten dan diam di kapal menjadi korban yang tidak selamat.

Selain itu, Lee sempat menjelaskan bahwa sebelumnya ia sudah memberikan instruksi mengenai rute pada awak kapal. Kemudian ia izin untuk pergi ke kamar tidurnya, dan terjadilah kecelakaan yang menewaskan ratusan orang tersebut.

Di temukan Banyak Jasad Berdesakan di Ruangan Kapal

Pada peristiwa 16 April 2014 saat Kapal Sewol mengalami kecelakaan dan mengakibatkan kapal karam, terdapat hal menarik yang di temukan dalam proses penyelamatan. Kapal yang tenggelam dengan posisi miring, menyebabkan kabin-kabin kapal terbalik. Sehingga para penyelam harus menyusuri lorong-lorong sempit untuk mencari korban.

Dalam pencarian tersebut, penyelam menemukan sekitar 48 jasad yang berdesakan di salah satu ruangan sempit dengan memakai jaket penyelam. Kapten Angkatan Laut Kim Jin-Hwang saat itu menjelaskan bahwa temuan tersebut di duga, banyak penumpang yang terjebak saat kapal miring dan mulai tenggelam.

Meskipun telah di temukan lokasi korban, namun para penyelam mengalami kesulitan dalam mengevakuasi jasad yang di temukan. Pada kondisi kapal yang terbalik dan segala sesuatu mengambang menjadi kendala berat bagi para penyelam untuk melakukan penyelamatan.

Penyelidikan Tragedi Pelayaran Terbesar di Korea Selatan

Peristiwa 16 April 2014 yang melibatkan tenggelamnya Kapal Sewol ini di nilai sebagai tragedi terbesar di dunia pelayaran Korea Selatan. Hal inilah yang mendorong di lakukannya penyelidikan guna mengungkap kesalahan yang menjadi penyebab peristiwa ini, termasuk dugaan modifikasi kapal yang kemungkinan berpengaruh pada keseimbangan kapal.

Ternyata di temukan, bahwa modifikasi itu telah di lakukan pada tahun 2013 setelah Sewol di beli oleh perusahaan Jepang. Hasil modifikasi tersebut memungkinkan penambahan kapasitas penumpang dari 804 menjadi 921 orang.

Dalam penyelidikan tersebut, aparat juga telah menahan kapten dan awak kapal untuk dugaan penyelidikan kriminal. Selain itu, penyidik juga mencari 20 organisasi yang berafiliasi dengan operator Kapal Feri tersebut. Termasuk menggeledah rumah Yoo Byung-Eun, seorang miliarder di mana keluarganya mengoperasikan Kapal Sewol tersebut. POKERONLINE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *